Disusun Oleh:
Shodiq Farkhan Wijayanto
X.1 (24)
Shodiq Farkhan Wijayanto
X.1 (24)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya
meneliti sebuah ekosistem tidak mudah yang dibayangkan. Melakukan penelitian
sebuah ekosistem itu butuh kesabaran dan ketelitian yang luar biasa. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosistem banyak berbagai tumbuhan maupun hewan. Serta didukung oleh factor
abiotik, seperti: suhu, sinar matahari, air, tanah dan batu, garam, iklim.
Sedangkan factor biotic, seperti: individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan
bioma.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
- Apa saja komponen penyusun ekosistem?
- Meliputi apa saja kebergantungan itu?
- Sebutkan tipe ekosistem!
C.
Tujuan
- Mendeskripsikan ekosistem
- Mendeskripsikan komponen penyusun ekosistem
- Mendeskripsikan kebergantungan
- Mendeskripsikan tipe ekosistem
D.
Manfaat
Penulisan karya ini
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan minat baca bagi kalangan pelajar,
umum maupun penulis sendiri.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannyaEkosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi
lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada
hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama
dengan lingkungan fisik menghasilkan sutu sistem kontrol yang menjaga keadaan
di bumi cocok untuk kehidupan Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan
kimia atmosfer dan bumi
sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain di tata surya.
B. Komponen Penyusun Ekosistem
- Komponen tak Hidup (abiotik)
Komponen abiotik yaitu komponen fisik
dan kimia yang merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen
abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi
organisme, yaitu:
a.
Suhu.
Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam
tubuhnya.
b.
Air.
Ketrsediaan air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
c.
Garam.
konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan
kandungan garam tinggi.
d.
Cahaya matahari. Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Cahaya matahari merupakan unsure vital yang
dibutuhkan tumbuhan sebagai produsen dalam fotosintesis.
e.
Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur
fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan
pada kandungan sumber makanannya di tanah.
- Komponen Hidup (biotic)
Komponen hidup (biotic) adalah
komponen yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik hewan maupun tumbuhan.
Dalam ekosistem tumbuhan berparan sebagai produsen, hewan berperan sebagai
konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai decomposer. Komponen biotic juga
meliputi tngkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer.
C. Kebergantungan
Ø Kebergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan
dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut
tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu
menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu
diduduki tumbuhan hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi
kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer
merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora.
2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu
sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring.
Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya
memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Ø
Kebergantungan antara
komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:
1.
siklus karbon
2.
siklus air
3.
siklus nitrogen
4.
siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu entuk materi
menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang
awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan
lingkungan.
D. Tipe Ekosistem
Secara
umum ada tiga macam tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat yaitu:
a. Ekosistem Air (akuatik)
1) Ekosistem air tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah
laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu
laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
disebut daerah termoklin.
3)
Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan
laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan
nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
4)
Ekosistem
pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae
yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.
Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele
laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat
bakteri yang bersimbiosis dengan karangtertentu
b. Ekosistem
Darat
Terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).
Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
2)
Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per
tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang
terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang
luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti
zebra, singa, dan hyena.
3)
Padang rumput.
Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun
tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular
4)
Gurun.
Terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah
hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang
dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang
terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan
menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan
air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular,
kadal, katak,
kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
5)
Hutan gugur.
Terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah
curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim
(dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak
terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1.
Kuadran
2.
Kapas
3.
Termometer ruang
4.
Alat tulis
B. Cara Kerja
Lakukan observasi
dan pengamatan di lapangan sekolah serta kolam di belakang sekolah. Lengkapi
table untuk mencatat data hasil pengamatan. Apabila masih ada hal lain untuk
dicatat, tempatkan pada keterangan.
Carilah informasi
lain melalui kajian pustaka sebagai pendukung! Buatlah kesimpulan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
Macam
Lingkungan
|
Macam
Komponen
|
Keterangan
|
|||||
Ragam
Biotik
|
Ragam
Abiotik
|
||||||
Hewan
|
Jumlah
|
Tumbuhan
|
Jumlah
|
||||
1. Kolam
|
1.
Bawal
|
Banyak
|
Talas
|
Banyak
|
Air
|
Batu
|
|
2.
Lele
|
Banyak
|
Teratai
|
Banyak
|
Pasir
|
Tanah
|
||
3.
Keong
|
Banyak
|
Bambu
air
|
Banyak
|
Udara
|
S.
Mthari
|
||
4.
Nila
|
Banyak
|
Enceng
gondok
|
Banyak
|
Kec.
Angin
|
Sampah
|
||
5.
Katak
|
2
|
Lompong
|
Banyak
|
Suhu
|
|||
2. Padang Rumput
|
1.
Semut
|
Banyak
|
Rumput
|
Banyak
|
Tanah
|
Air
|
|
2.
Kutu
|
Banyak
|
Putri
Malu
|
Banyak
|
Udara
|
Sampah
|
||
3.
Belalang
|
3
|
Gulma
|
Banyak
|
Kec.
Angin
|
Pasir
|
||
4.
Orong-orong
|
2
|
Krokot
|
Banyak
|
Sinar
Mthari
|
|||
5.
Kupu
|
2
|
Suhu
|
Pertanyaan:
- Apakah keragaman lingkungan berpengaruh pada keragaman komponen penyusunnya?
Ya, karena
keterkaitan antara komponen biotok dan abiotik sangat erat. Biasanya komponen
biotic memerlukan penyesuaian terhadap komponen abiotik (lingkungannya) dan
saling mempengaruhi. Contoh: Ikan memerlukan air untuk tempat hidupnya.
- Apakah setiap komponen memiliki fungsi tertentu?
Ya, misalnya saja
udara berfungsi untuk bernafas bagi manusia, hewan, dan berfotosintesis untuk
tumbuhan.
Kesimpulan:
Keberagaman komponen abiotik sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup komponen biotic, karena keterkaitan kebutuhan
dan fungsi komponen tersebut.
Pengukuran
- Kecepatan Angin
Pengukuran 1
Kecepatan =
jarak:waktu
= 2,16m:396s
= 0,0058 m/s
Pengukuran 2
Kecepatan =
jarak:waktu
= 2,7m:331s
= 0,0081m/s
Pengukuran 3
Kecepatan =
jarak:waktu
= 2,3m:224s
= 0,0103m/s
BAB
V
PENUTUP
KESIMPULAN
Keberagaman komponen
abiotik sangat berpengaruh terhadap komponen biotik, karena di dalam komponen
abiotik seperti air, suhu, sinar matahari, tanah,
maka komponen yang ada di komponen biotic tidak bias hidup. Misal ikan yang
tempat hidupnya hanya di air.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar